PEMBIAKAN TANAMAN
Tanaman perlu pembiakan dalam rangka mempertahankan
jenisnya dan peningkatan produksinya. Ada dua cara pembiakan tanaman ialah:
(1) Secara generatif/reproduktif (secara kawin)
dengan menggunakan benih (biji yang memenuhi persyaratan sebagai bahan tanaman;
(2) Secara vegetatif (secara tak kawin) dengan
menggunakan organ vegetatif.
PEMBIAKAN GENERATIF/REPRODUKTIF
(SECARA KAWIN/SEKSUAL)
Pengertian Pembiakan
Generatif adalah Pembentukan biji melalui proses penyerbukan (jatuhnya tepung
sari pada kepala putik) kemudian dilanjutkan dengan pembuahan (peleburan antara
gamet jantan dari tepung sari dan gamet betina dari putik).
PEMBUNGAAN,
PENYERBUKAN DAN PEMBUAHAN TANAMAN
BUNGA
Bunga (flos) atau kembang adalah struktur reproduksi
seksual pada tumbuhan berbunga (Angiospermae atau Tumbuhan berbiji tertutup).
Pada bunga terdapat organ reproduksi yaitu benang sari dan putik.
Bunga merupakan organ generatif tanaman, hal itu
disebabkan, melalui bunga akan berlanjut regenerasi tanaman baru sehingga tanaman
selalu eksis dari waktu ke waktu.
Fungsi
Bunga
Menghasilkan
biji dengan cara bunga menjadi wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan
betina (makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan penyerbukan,
yang diikuti dengan pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji.
Penyerbukan
dan pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang
menjadi buah. Buah adalah struktur yang membawa biji.
Morfologi
Bunga
Bagian-bagian
bunga sempurna.
1.
Kepala putik
(stigma)
2.
Tangkai putik
(stilus).
3.
Tangkai sari
(filament, bagian dari benang sari)
4.
Sumbu bunga (axis)
5.
Artikulasi
6.
Tangkai bunga
(pedicel)
7.
Kelenjar nectar
8.
Benang sari (stamen)
9.
Bakal buah (ovum)
10.
Bakal biji (ovulum)
11.
Serbuk sari (pollen)
12.
Kepala sari (anther)
13.
Perhiasan bunga (periantheum)
14.
Mahkota bunga
(corolla)
15.
Kelopak bunga
(calyx)
Bunga Sempurna
adalah bunga yang memiliki alat kelamin jantan (Benang sari) dan alat kelamin
betina (Putik) secara bersama-sama dalam satu organ.
Bunga Lengkap (complete flower) adalah bunga yang
memiliki semua bagian utama bunga.
Empat
bagian utama bunga (dari luar ke dalam) adalah sebagai berikut:
1.Benang
sari (Stamen) atau Alat kelamin jantan.
2.Putik
(Karpel) atau Alat Kelamin betina.
3. Kelopak
bunga atau calyx.
4. Mahkota
bunga atau corolla yang biasanya tipis dan dapat berwarna-warni untuk memikat
serangga yang membantu proses penyerbukan.
PEMBUNGAAN
Proses pembungaan mengandung sejumlah tahap penting, yang
semuanya harus berhasil dilangsungkan untuk memperoleh hasil akhir yaitu biji.
Proses pembungaan tanaman terutama pada tanaman tahunan adalah sangat kompleks.
Secara fisiologis proses pembungaan ini masih sulit dimengerti, hal ini
disebabkan kurangnya informasi yang tersedia.
Dalam perkembangannya, proses pembungaan ini meliputi
beberapa tahap dan semua tahap harus dilalui dengan baik agar dapat
menghasilkan panen tinggi.
Tahapan
dari pembungaan meliputi:
1. Induksi
bunga (evokasi)
Adalah tahap pertama dari
proses pembungaan, yaitu suatu tahap ketika meristem vegetatif diprogram untuk
mulai berubah menjadi meristem reproduktif.
Terjadi di dalam sel.
Dapat dideteksi secara
kimiawi dari peningkatan sintesis asam nukleat dan protein, yang dibutuhkan
dalam pembelahan dan diferensiasi sel.
2. Inisiasi bunga
Adalah tahap ketika
perubahan morfologis menjadi bentuk kuncup reproduktif, mulai dapat terdeteksi secara makroskopis
untuk pertama kalinya.
Transisi dari tunas
vegetatif menjadi kuncup reproduktif ini dapat dideteksi dari perubahan bentuk
maupun ukuran kuncup, serta proses-proses selanjutnya yang mulai membentuk
organ-organ reproduktif.
Menurut Ashari (1998)
tanaman keras ternyata mempunyai periode inisiasi dan pembungaan yang sangat
beragam. Pada umumnya periode antara inisiasi dan pembungaan berkaitan dengan
sifat tumbuhnya yang juga dipengaruhi oleh iklim. Kebanyakan tanaman tropis dan
subtropis mempunyai periode inisiasi bunga dan antesis yang sangat singkat.
3. Perkembangan kuncup bunga menuju anthesis
(bunga mekar)
Ditandai dengan terjadinya
diferensiasi bagian-bagian bunga.
Pada tahap ini terjadi
proses megasporogenesis dan mikrosporogenesis untuk penyempurnaan dan
pematangan organ-organ reproduksi jantan dan betina.
4. Anthesis
Merupakan tahap ketika terjadi pemekaran bunga.
Merupakan tahap ketika terjadi pemekaran bunga.
Biasanya anthesis terjadi
bersamaan dengan masaknya organ reproduksi jantan dan betina, walaupun dalam
kenyataannya tidak selalu demikian.
Ada kalanya organ
reproduksi, baik jantan maupun betina, masak sebelum terjadi anthesis, atau
bahkan jauh setelah terjadinya anthesis.
Bunga-bunga bertipe
dichogamy mencapai kemasakan organ reproduktif jantan dan betinanya dalam waktu
yang tidak bersamaan.
5. Penyerbukan
dan pembuahan
Tahap ini memberikan hasil
terbentuknya buah muda. Detil dari proses penyerbukan lihat Penyerbukan
Perkembangan
buah muda menuju kemasakan buah dan biji
Tahap ini diawali dengan pembesaran bakal buah (ovarium),
yang diikuti oleh perkembangan cadangan makanan (endosperm), dan selanjutnya
terjadi perkembangan embryo.
1.
Pembesaran buah
merupakan efek dari pembelahan dan pembesaran sel, yang meliputi tiga tahap:
Tahap pertama : Terjadi peningkatan penebalan pada pericarp oleh adanya pembelahan sel.
Tahap pertama : Terjadi peningkatan penebalan pada pericarp oleh adanya pembelahan sel.
2.
Tahap kedua :
Terjadi pembentukan dan pembesaran vesikel berair (juice vesicle); biasanya
terjadi pada buah-buah fleshy
3.
Tahap ketiga : Tahap
pematangan, biasanya terjadi pengkerutan jaringan dan pengerasan endocarp pada
buah-buahan
PENYERBUKAN
(POLINASI)
Pengertian Penyerbukan adalah peristiwa pemindahan atau
jatuhnya pollen dari anther pada kepala putik (stigma), baik pada bunga yang
sama atau bunga lain yang masih dalam satu spesies.
Jika pollen sesuai
(compatible), pollen akan berkecambah pada kepala putik dan membentuk
sebuah tabung pollen yang akan membawa gamet jantan pada gametofit
betina.
Suatu senyawa protein tertentu pada awal pembentukan pollen
yang disebut Lectin, terdapat di dalam exine dan intine.
Lectin berperan penting dalam mekanisme mengenali antara
putik-pollen. Namun bila pollen tidak sesuai (incompatible),
perkecambahan pollen akan terhambat atau pertumbuhan tabung pollen akan tertahan
dalam jaringan pemindah. Ketidaksesuaian dapat diwujudkan dalam jaringan baik
kepala putik maupun stylus pada berbagai fase sebelum pembuahan (fertilisasi).
Penyerbukan atau polinasi adalah transfer serbuk
sari/polen ke kepala putik (stigma).
Kejadian ini merupakan
tahap awal dari proses reproduksi.
Menurut Elisa (2004) penyerbukan merupakan:
-
pengangkutan serbuk sari (pollen) dari kepala sari (anthera) ke putik
(pistillum)
- peristiwa jatuhnya serbuk sari (pollen) di
atas kepala putik (stigma)
Bunga merupakan alat
reproduksi yang kelak menghasilkan buah dan biji. Di dalam biji ini terdapat
calon tumbuhannya (lembaga). Terjadi buah dan biji serta calon tumbuhan baru
tersebut karena adanya penyerbukan dan pembuahan. Penyerbukan merupakan
jatuhnya serbuk sari pada kepala putik (untuk golongan tumbuhan berbiji
tertutup) atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji (untuk tumbuhan
berbiji telanjang).
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan agar proses polinasi berjalan lancar dengan hasil optimal, antara
lain :
1.
Sistem penyilangan
(breeding system) dan variasi jenis kelamin yang menentukan perlunya
penyerbukan silang.
2.
Saat penyebaran
serbuk sari, reseptimatis stigma induk bunga, seluruh tanaman/ pohon berkaittan
dengan aktivitas harian serta musiman vektor penyerbuk.
3.
Vektor yang berperan
dalam penyerbukan.
4.
Pengaruh cuaca
terhadap sinkronisasi pembungaan, penyebaran serbuk sari, serta aktivitas
vektor.
Penyerbukan
dibedakan menjadi dua jenis:
1.
Penyerbukan tertutup
(kleistogami)
2.
Penyerbukan terbuka
(kasmogami)
1. Penyerbukan
tertutup (kleistogami)
Terjadi jika putik diserbuki
oleh serbuk sari dari bunga yang sama.
Dapat disebabkan oleh :
Ø
Putik dan serbuk
sari masak sebelum terjadinya anthesis (bunga mekar)
Ø
Konstruksi bunga
menghalangi terjadinya penyerbukan silang (dari luar), misalnya pada bunga
dengan kelopak besar dan menutup. Contoh : familia Papilionaceae
2. Penyerbukan
terbuka (kasmogami)
Terjadi jika putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang berbeda. Hal ini dapat terjadi jika putik dan serbuk sari masak setelah terjadinya anthesis (bunga mekar).
Terjadi jika putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang berbeda. Hal ini dapat terjadi jika putik dan serbuk sari masak setelah terjadinya anthesis (bunga mekar).
Beberapa tipe penyerbukan terbuka:
1.
Autogamie
(penyerbukan sendiri)
2.
Geitonogamie
(penyerbukan tetangga)
3.
Allogamie
(penyerbukan silang)
4.
Xenogamie (asing)
1. Autogamie (penyerbukan sendiri) : Putik diserbuki
oleh serbuk sari dari bunga yang sama
2. Geitonogamie (penyerbukan tetangga) : Putik
diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang yang lain, dalam pohon yg sama.
3. Allogamie (penyerbukan silang) : Putik
diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman lain tapi masih satu spesies atau
masih jenis tanaman yang sama.
4. Xenogamie
(asing) : Putik diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman lain yg tidak sejenis
Kadang-kadang terjadi kegagalan penyerbukan dan pada
beberapa jenis tumbuhan tidak mungkin terjadi penyerbukan sendiri (Autogami),
Penyebabnya adalah sebagai berikut :
1.
Dikogami, bila waktu masaknya putik dan serbuk sari tidak bersamaan, hal ini
disebabkan karena:
a.
Serbuk sari masak
lebih dahulu daripada putiknya (Protandri).
Contoh : seledri, bawang Bombay, jagung
b.
Putik masak lebih dahulu daripada serbuk sari (Protogini).
2. Didesious: Bila pada satu spesies, alat kelamin jantan
dan betinanya terpisah
Contoh : Salak
dan Melinjoc.
3. Heterostili:
Bila panjang antara tangkai benang sari dan tangkai putik tidak sama dan
berbeda jauh.
Contoh : kopi, kina dan kaca
piring.
4. Herkogami:
Bila bentuk bunga tidak memungkinkan serbuk sari jatuh ke kepala putik.
Contoh : vanili
Penyerbukan dapat terjadi dengan berbagai perantara :
1.
Anemogami, bila perantaranya angin. dapat terjadi bila butir serbuknya amat
ringan, kecil dan kering.
Contoh : pada pinus, damar, rumput-rumputan
Contoh : pada pinus, damar, rumput-rumputan
2.
Hidrogami, bila perantaranya air. Contoh : pada tanaman air
3. Zoogami,
bila perantaranya Hewan
Bila kelelawar disebut kiroptorogamid
Bila serangga disebut
entomogami, misal kupu-kupu
Bila Siput Malakogami
Bila burung ornitogami
4. Antropogami
bila Dengan Bantuan /Perantara Manusia
Contoh : penyerbukan Salak dan Vanilli di Indonesia
Jenis Bunga pada tanaman
pangan seperti padi, kedelai dan kacang hijau adalah bunga sempurna, yang
berarti dalam sekuntum bunga terdapat bunga jantan (stamen) dan bunga betina
(pistil). Hal tersebut memungkinkan terjadinya penyerbukan sendiri (self
pollination).
Di sisi lain, sekelompok
tanaman yang pada umumnya tanaman buah-buahan tahunan bersifat self infertile.
Ketidaksuburan tepung sari maupun ketidaknormalan putik menyebabkan
permasalahan dalam proses penyerbukan maupun pembuahannya
Pada proses penyerbukan,
apabila bunga dalam suatu tanaman memiliki tepung sari yang tidak subur maka
bunga tersebut memerlukan tepung sari lain yang subur. Ada juga tanaman yang
mempunyai bunga sempurna, namun susunan morfologi bunga tidak memungkinkan
terjadinya self pollination, misalnya terpisahnya bunga jantan dan bunga betina
(salak dan kurma) atau halangan fisik lainnya Dengan demikian, jenis tanaman
tersebut memerlukan polinator baik yang alami seperti angin, serangga, atau
hewan mamalia maupun manusia untuk memindahkan tepung sari dari kepala sari ke
kepala putiknya
PEMBUAHAN (FERTILIZATION)
Pada tumbuhan Angiospermae, dua
gamet jantan dibawa oleh tabung pollen untuk terjadinya proses fertilisasi.
Satu gamet akan melebur dengan inti telur membentuk embrio dan yang lain
melebur dengan dua inti kutub membentuk endosperm. Proses ini dikenal
sebagai pembuahan ganda. Persilangan sexual merupakan suatu cara yang
potensial untuk memproduksi tanaman yang superior dengan mengkombinasikan
sifat-sifat dalam individu yang berbeda atau spesies atau bahkan genera yang
berbeda. Persilangan antar spesies atau takson di atasnya dapat dilakukan
dengan salah satu teknik seperti artifisial polinasi dari induk betina dengan
pollen dari induk jantan terseleksi.
PROSES PENYERBUKAN DAN
PEMBUAHAN
Endosperma (makanan cadangan bagi embrio).Þ embrio. Satu inti sperma lain membuahi inti kandung
lembaga Þ satu inti sperma membuahi
sel telur Þ sampai di mikropil, inti
vegetatif mati Þ
2 inti sperma Þ
inti generatif membelah Þ
membentuk buluh serbuk (2 inti, inti vegetatif dan inti generatif) berjalan ke
arah mikropil (pintu kandung lembaga) Þ menempel pada kepala putik ÞButir serbuk/serbuk sari
Embrio pada tumbuhan berbiji tertentu dapat
terbentuk karena beberapa sebab. yaitu :
1.Melalui peleburan sperma dan ovum
(amfimiksis)
2.Tidak
melalui peleburan sperma dan ovum (apomiksis), yang dapat dibedakan atas:
a. Apogami:
Embrio yang terbentuk berasal dari kandung lembaga.Misalnya : dari sinergid dan antipoda.
Embrio yang terbentuk berasal dari kandung lembaga.Misalnya : dari sinergid dan antipoda.
b. Partenogenesis: Embrio
terbentuk dari sel telur yang tidak dibuahi.
c. Embrio adventif :
Embrio yang terbentuk dari sel nuselus, yaitu bagian selain kandung lembaga.
Embrio yang terbentuk dari sel nuselus, yaitu bagian selain kandung lembaga.
Apomiksis dan amfimiksis dapat
terjadi bersamaan, maka akan terbentuk lebih dari satu embrio dalam satu biji,
disebut poliembrioni. Peristiwa ini sering dijumpai pada nangka, jeruk dan
mangga.
PEMBIAKAN
VEGETATIF (SECARA TAK KAWIN/ASEKSUAL)
Cara pembiakan vegetatif meliputi:
1.
Secara alami dengan
penggunaan biji apomiktik (terbentuk tanpa pembuahan dan merupakan bentuk
vegetatif) dan penggunaan organ-organ khusus tanaman (hasil modifikasi batang
atau akar, misalnya: bulb, tuber, rhizome, dll);
2.
Secara buatan dengan
stimulasi akar dan tunas adventif ialah ”layerage”, ”cuttage”, atau setek,
penyambungan tanaman dan kultur jaringan.
Pada ”layerage” stimulasi saat organ vegetatif masih
bersatu dengan tanaman, misalnya, ”layerage” di atas tanah (cangkokan).
Stimulasi pada setek saat organ vegetatif sudah dipisahkan dari tanaman,
misalnya setek akar, setek batang, setek daun, dan setek tunas/mata tunas.
Pengertian penyambungan adalah menyambung suatu bagian
tanaman (pucuk/mata tunas) pada bagian tanaman lain sehingga menyatu dan tumbuh
menjadi tanaman baru. Penyambungan tanaman bisa dalam bentuk ”grafting” (batang
atas berupa pucuk), ”budding atau okulasi” (batang atas berupa mata tunas),
susuan (saat penyambungan batang bawah dan atas masih pada tanaman
masing-masing.
Salah satu keuntungan penyusuan tanaman adalah tingkat
keberhasilannya lebih tinggi. Dibandingkan pada ”grafting” dan “okulasi”.
Disamping itu daya adaptasi tanaman batang atas dapat lebih luas, dibanding daya
batang bawah spesies tanaman lain. Apabila dalam budidaya tanaman ada kesulitan
dalam menggunakan benih dan berbagai cara perbanyakan vegetatif, maka
penggunaan bibit dari kultur jaringan dianggap jalan keluar yang perlu
ditempuh.
Perbanyakan
Vegetatif dengan Stek
Tinjauan Umum
Stek
merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan
sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman
baru. Sebagai alternarif perbanyakan vegetatif buatan, stek lebih ekonomis,
lebih mudah, tidak memerlukan keterampilan khusus dan cepat dibandingkan dengan
cara perbanyakan vegetatif buatan lainnya. Cara perbanyakan dengan metode stek
akan kurang menguntungkan jika bertemu dengan kondisi tanaman yang sukar
berakar, akar yang baru terbentuk tidak tahan stress lingkungan dan adanya
sifat plagiotrop tanaman yang masih bertahan.
Keberhasilan
perbanyakan dengan cara stek ditandai oleh terjadinya regenerasi akar dan pucuk
pada bahan stek sehingga menjadi tanaman baru yang true to name dan true to
type. Regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi oleh faktor intern yaitu tanaman
itu sendiri dan faktor ekstern atau lingkungan. Salah satu faktor intern yang
mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk adalah fitohormon yang berfungsi sebagai
zat pengatur tumbuh.
Boulline dan
Went (1933) menemukan substansi yang disebut rhizocaline pada kotiledon, daun
dan tunas yang menstimulasi perakaran pada stek. Menurut Hartmann et al (1997),
zat pengatur tumbuh yang paling berperan pada pengakaran stek adalah Auksin.
Jenis tanaman yang berbeda
mempunyai kemampuan regenerasi akar dan pucuk yang berbeda pula. Untuk
menunjang keberhasilan perbanyakan tanaman dengan cara stek, tanaman sumber
seharusnya mempunyai sifat-sifat unggul serta tidak terserang hama dan/atau
penyakit. Selain itu, manipulasi terhadap kondisi lingkungan dan status
fisiologi tanaman sumber juga penting dilakukan agar tingkat keberhasilan stek
tinggi.
Kondisi lingkungan dan status fisiologi yang penting bagi
tanaman sumber diantaranya adalah:
1.
Status air. Stek lebih baik diambil pada pagi hari dimana bahan stek dalam
kondisi turgid.
2.
Temperatur. Tanaman stek lebih baik ditumbuhkan pada suhu 12°C hingga 27°C.
3.
Cahaya. Durasi dan intensitas cahaya yang dibutuhkan tanaman sumber tergantung
pada jenis tanaman, sehingga tanaman sumber seharusnya ditumbuhkan pada kondisi
cahaya yang tepat.
4. Kandungan
karbohidrat. Untuk meningkatkan kandungan karbohidrat bahan stek yang masih ada
pada tanaman sumber bisa dilakukan pengeratan untuk menghalangi translokasi
karbohidrat. Pengeratan juga berfungsi menghalangi translokasi hormon dan
substansi lain yang mungkin penting untuk pengakaran, sehingga terjadi
akumulasi zat-zat tersebut pada bahan stek. Karbohidrat digunakan dalam
pengakaran untuk membangun kompleks
makromolekul, elemen struktural dan sebagai sumber energi. Walaupun kandungan karbohidrat bahan stek tinggi, tetapi jika rasio C/N rendah maka inisiasi akar juga akan terhambat karena unsur N berkorelasi negatif dengan pengakaran stek (Hartmann et al, 1997).
makromolekul, elemen struktural dan sebagai sumber energi. Walaupun kandungan karbohidrat bahan stek tinggi, tetapi jika rasio C/N rendah maka inisiasi akar juga akan terhambat karena unsur N berkorelasi negatif dengan pengakaran stek (Hartmann et al, 1997).
Faktor lingkungan tumbuh stek
yang cocok sangat berpengaruh pada terjadinya regenerasi akar dan pucuk.
Lingkungan tumbuh atau media pengakaran seharusnya kondusif untuk regenerasi
akar yaitu cukup lembab, evapotranspirasi rendah, drainase dan aerasi baik,
suhu tidak terlalu dingin atau panas, tidak terkena cahaya penuh dan bebas dari
hama atau penyakit.
Stek Daun
Bahan awal perbanyakan yang
dapat digunakan pada stek daun dapat berupa lembaran daun atau lembaran daun
beserta petiol. Bahan awal pada stek daun tidak akan menjadi bagian dari
tanaman baru. Penggunaan bahan yang mengandung kimera periklinal dihindari agar
tanaman-tanaman baru yang dihasilkan bersifat true to type (Hartmann et al,
1997).
Akar dan tunas baru pada stek
daun berasal dari jaringan meristem primer atau meristem sekunder.
Masalah pada stek daun secara
umum adalah pembentukan tunas-tunas adventif, bukan akar adventif. Pembentukan
akar adventif pada daun lebih mudah dibandingkan pembentukan tunas adventif
(Hartmann, et al, 1997).
Secara teknis stek daun
dilakukan dengan cara memotong daun dengan panjang 7,5 – 10 cm (Sansevieria)
atau memotong daun beserta petiolnya kemudian ditanam pada media (Hartmann et
al, 1997).
Untuk Begonia dan Violces,
perlakuan kimia yang umum dilakukan adalah penyemprotan dengan IBA 100 ppm.
Stek Umbi
Pada stek umbi, bahan awal untuk perbanyakan berupa umbi,
yaitu: umbi batang, umbi akar, umbi sisik, dan lain-lain. Sebagai bahan
perbanyakan, umbi dapat digunakan utuh atau dipotong-potong dengan syarat
setiap potongannya mengadung calon tunas. Untuk menghindari terjadinya busuk
pada setiap potongan umbi, maka umbi perlu direndam dalam bakterisida dan
fungisida.
Contoh tanaman yang bisa diperbanyak dengan
stek umbi antara lain: Solanum tuberosum, Ipomoea batatas, Caladium, Helianthus
tuberosus, Amarilis, dan lainlain.
Stek Batang
Bahan awal perbanyakan berupa
batang tanaman. Stek batang dikelompokkan menjadi empat macam berdasarkan jenis
batang tanaman, yakni:
1.
berkayu keras,
2.
semi berkayu,
3.
lunak, dan
4.
herbaceous.
Bahan tanaman yang biasa diperbanyak dengan stek batang
berkayu keras antara lain: apel, pear, cemara, dan lain-lain.
Stek
batang semi berkayu, contohnya terdapat pada tanaman Citrus sp.
Stek
batang berkayu lunak, contohnya terdapat pada tanaman Magnolia.
Pada
stek batang berkayu lunak ini umumnya akar relatif cepat keluar (2 – 5 minggu).
Stek batang yang
tergolong herbaceus, dilakukan pada tanaman, Dieffenbachia, Chrisanthemum, dan
Ipomoea batatas.
Pembiakan vegetatif Stek
Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan pembiakan vegetatif stek digolongkan menjadi 3 bagian (Rochiman
dan Harjadi, 1973 dalam Pudjiono 1998):
1. Faktor tanaman, terdiri
dari
Macam bahan stek
Umur bahan stek
Adanya tunas dan daun pada stek
Kandungan bahan makanan pada stek
Kandungan zat tumbuh
Pembentukan kallus
Umur bahan stek
Adanya tunas dan daun pada stek
Kandungan bahan makanan pada stek
Kandungan zat tumbuh
Pembentukan kallus
2. Faktor lingkungan, terdiri
dari
Media pertumbuhan
Kelembaban
Temperatur
Cahaya
Kelembaban
Temperatur
Cahaya
3. Faktor
pelaksanaan, terdiri dari
Perlakuan sebelum pengambilan bahan stek
Waktu pengambilan stek
Pemotongan stek dan pelukaan
Penggunaan zat tumbuh
Kebersihan dan pemeliharaan
Perlakuan sebelum pengambilan bahan stek
Waktu pengambilan stek
Pemotongan stek dan pelukaan
Penggunaan zat tumbuh
Kebersihan dan pemeliharaan
Pembiakan vegetatif Cangkok
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam melakukan pencangkokan tanaman adalah sebagai berikut:
Waktu mencangkok
Waktu terbaik melakukan
pencangkokan adalah pada musim hujan, karena tak perlu melakukan penyiraman
berulang-ulang, selain dari itu pada musim hujan cangkokan agak cepat
berhasilnya sehingga dalam musim itu juga telah dapat ditanamkan. Pencangkokan
dapat pula dilakukan pada musim kemarau, asal dilakukan penyiraman 1-2 kali
sehari.
Pemilihan
batang cangkokan
Batang
cangkokan sebaiknya jangan diambil dari pohon induk yang terlalu tua sebab
biasanya dahan pohon induk tersebut kurang baik untuk dicangkok, dan juga
jangan pula diambil dari pohon yang terlalu muda sebab belum dapat diketahui
sifat-sifatnya. Pohon induk yang sedang umurnya, kuat, sehat dan subur serta
banyak dan baik buahnya, sangat baik diambil batangnya untuk cangkokan.
Pemeliharaan cangkokan
Selama pencangkokan berlangsung pemeliharaan dianggap
sudah cukup apabila media cangkokan tersebut cukup lembab sepanjang waktu.
ALASAN DILAKUKAN CANGKOK :
Tidak dapat dibiakkan dengan mound layerage atau cara-cara layerage lainnya
Punya batang/ cabang yang diameternya besar sehingga sulit dilengkungkan.
Mempunyai batang-batang masak yang bertunas lateral pada atau dekat dasar, tapi tak bersedia melakukan regenerasi bila dipakai cara-cara layerage lainnya
Tidak dapat dibiakkan dengan mound layerage atau cara-cara layerage lainnya
Punya batang/ cabang yang diameternya besar sehingga sulit dilengkungkan.
Mempunyai batang-batang masak yang bertunas lateral pada atau dekat dasar, tapi tak bersedia melakukan regenerasi bila dipakai cara-cara layerage lainnya
KEUNTUNGAN :
Sifat tanaman baru persis seperti induknya
Tanaman dari cangkokan akan menghasilkan dalam waktu relatif singkat (3-4 tahun)
Waktu yang diperlukan untuk perbanyakan, relatif singkat ( 1 – 3 bulan)
Sifat tanaman baru persis seperti induknya
Tanaman dari cangkokan akan menghasilkan dalam waktu relatif singkat (3-4 tahun)
Waktu yang diperlukan untuk perbanyakan, relatif singkat ( 1 – 3 bulan)
KELEMAHAN :
Pohon induk sering rusak bentuknya.
Hasil pohon induk menurun karena cabang-cabang yang baik diambil
Dalam waktu singkat tak dapat menyediakan jumlah cangkok yang banyak
Perakaran pohon cangkok kurang baik (tidak punya akar tunggang)
Perlu ketelitian kerja (skill) dan juga pemeliharaan
Bentuk pohon cangkokan sukar dipelihara
Pohon induk sering rusak bentuknya.
Hasil pohon induk menurun karena cabang-cabang yang baik diambil
Dalam waktu singkat tak dapat menyediakan jumlah cangkok yang banyak
Perakaran pohon cangkok kurang baik (tidak punya akar tunggang)
Perlu ketelitian kerja (skill) dan juga pemeliharaan
Bentuk pohon cangkokan sukar dipelihara
Pembiakan Generatif-Vegetatif Sambung/ grafting
Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya graft union dibagi menjadi 3 golongan:
Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya graft union dibagi menjadi 3 golongan:
1. Faktor
lingkungan
Waktu penyambungan
Temperatur dan kelembaban
Cahaya
2. Faktor tanaman
Kompatibilitas dan inkompatibilitas
Keadaan fisiologi tanaman
Keserasian bentuk potongan
Persentuhan kambium
Kegiatan kambium
Pengelupasan kulit kayu
Kekuatan akar
Kompatibilitas dan inkompatibilitas
Keadaan fisiologi tanaman
Keserasian bentuk potongan
Persentuhan kambium
Kegiatan kambium
Pengelupasan kulit kayu
Kekuatan akar
3. Faktor pelaksanaan
Cara sambungan
Ketangkasan atau keahlian dalam menyambung
Kesempurnaan alat-alat
Pemeliharaan tanaman yang disambung.
Cara sambungan
Ketangkasan atau keahlian dalam menyambung
Kesempurnaan alat-alat
Pemeliharaan tanaman yang disambung.
Mantab ilmiah ....
ReplyDelete